Bagi warga Perancis, musim semi ibarat sebuah simbol kebangkitan dari cuaca yang dingin ke cuaca yang hangat. Saat musim semi tiba, mereka biasanya mengadakan berbagai festival untuk menyambutnya. Orang-orang Perancis yang tinggal di Indonesia tidak ketinggalan meramaikan musim semi. Seperti di negara asalnya, mereka mengisinya dengan berbagai kegiatan seperti pameran foto, festival film, dan berbagai pertunjukan kesenian.

Salah satu pertunjukan kesenian yang diadakan Pusat Kebudayaan Perancis di Bandung tahun ini adalah tari-tarian hip-hop (danse hip-hop) berjudul Transe. Seni panggung berdurasi satu jam ini dibawakan oleh kelompok Wanted Posse dari Perancis pada Sabtu (5/6) di Taman Budaya Tertutup.

Hip-hop merupakan aliran yang lahir dari percampuran berbagai jenis dan gaya sehingga menghasilkan gerakan-gerakan yang kaya dan rumit. Oleh kelompok beranggotakan 7 orang tersebut, citra hip-hop dipadukan dalam berbagai gaya yang disebut “New Style”. Dalam Transe, para penari seolah ingin menunjukkan jiwa yang bebas, lepas. Terkadang gerakannya seolah menunjukkan kemarahan. “Kalau lagi marah, kita bisa lebih ‘lepas’ lagi mengeluarkan emosi melalui gerakan,” ungkap Mahame, salah seorang penari.

Untuk menampilkan tarian berdurasi satu jam, Mahame mengaku ia dan teman-temannya membutuhkan persiapan selama satu tahun. “Kalau ada gerakan yang kurang bagus atau kurang cocok, kami ubah lagi,” jelasnya.
Transe adalah penampilan kedua Wanted Posse di Indonesia. Beberapa waktu sebelumnya, kelompok yang lahir tahun 90-an itu tampil di Jakarta. Mahame sendiri sangat terkejut sekaligus senang melihat antusiasme masyarakat terhadap penampilan ia dan teman-temannya.

[Reta Yudistyana/210110080164]